kp. Sindang Kerta
Kamis, 09 Desember 2010
Rabu, 08 Desember 2010
Ragam Tempat Pariwisata di Sukabumi
Kabupaten Sukabumi terletak lebih kurang 120 Km dari Jakarta atau sekitar dua setengah jam perjalanan dengan mobil pribadi. Tempat ini sangat mudah dicapai dari Jakarta, Bogor dan Bandung. Sukabumi memiliki wisata yang beraneka ragam, mulai dari wisata laut, pantai sampai wisata gunung. Beberapa obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan, yaitu:
Wisata Pantai
Sukabumi memiliki bentangan Pantai sepanjang 117 km, di antaranya Pantai Cibangban yang berjarak 17 km dari Pala-buhanratu. Pantai ini sangat indah karena memiliki ketenangan pantai bila dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang berada di Palabuhanratu, serta ditunjang oleh lingkungan panorama keindahan alam yang luar biasa. Keindahan Pantai Palabu-hanratu akan lebih menakjubkan bila disaksikan sore hari saat terbenamnya matahari, terlebih pada waktu bulan purnama. Untuk dapat menyaksikan panorama sunset ini bisa dilihat dari pantai Karang Hawu. Untuk penginapan, disepanjang pantai ini banyak tersedia penginapan yang menawarkan berbagai fasi-litas, salah-satunya adalah Inna Samudra Beach Hotel.
Surfing
Palabuhanratu memiliki banyak pantai dengan ombak yang sangat cocok untuk melakukan kegiatan selancar, antara lain Pantai Cimaja, Pantai Ombak Tujuh dan beberapa pantai lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan baik pagi maupun sore hari, karena angin yang terbaik untuk melakukan selancar biasanya mulai bertiup dari pukul sebelas pagi sampai dengan pukul empat sore. Biasanya musim yang terbaik untuk melaksakan kegiatan selancar adalah pada bulan Mei sampai Oktober.
Karang Hawu yang biasanya disebut memiliki pemandangan matahari terbenam yang indah, juga merupakan tempat selancar yang baik. Letaknya kurang lebih 2 km dari Cimaja, sedangkan di sebelah timur Cimaja terdapat Karangsari dengan ombak tidak terlalu besar merupakan tempat yang sangat cocok bagi pemula.
Arung Jeram
Sukabumi memiliki banyak sungai, di antaranya ada beberapa sungai yang sudah sangat terkenal dengan kegiatan arung jeram, seperti Sungai Citarik yang berada kurang lebih 30 Km dari Kota Sukabumi, sungai ini memiliki alur jeram terbaik dan mempunyai alur yang berliku-liku ke bawah dari gunung Halimun hingga kepesawahan dengan pemandangan hutan yang sangat indah dari kiri kanannya. Sungai lainnya yang biasa juga dipakai untuk Arung Jeram adalah sungai Cicatih dan sungai Cimandiri.
Upacara Tahunan
Upacara Tahunan para nelayan merupakan acara tradisi para nelayan di Palabuhanratu dalam rangka mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kenikmatan yang diperoleh mereka dari sumber kelautan dalam kehidupan sehari-hari. Acara ini dilaksanakan pada bulan April setiap tahunnya.
Wana Wisata Cangkuang
Wana Wisata Cangkuang merupakan obyek Wisata KPH Sukabumi yang memberikan nuansa alam yang khas di lereng Gunung Salak. Terletak dilereng Gunung Salak Desa Cidahu Kabupaten Sukabumi, dengan suasana alam yang segar dan alami sehingga memberikan suasana kesejukan dan ketenangan, sehingga sangat cocok untuk rekreasi keluarga, pelajar dan karyawan. Selain itu Wana Wisata Cangkuang juga sangat cocok untuk melaksanakan meeting perusahaan. Untuk pelajar dan pengunjung yang interest terhadap wisata petualangan pengelola telah menyiapkan camping ground dan hiking track untuk mencapai Kawah Ratu dan Air Terjun Dua Undak.
Wana Wisata Cipelang
Obyek Wisata Cipelang merupakan obyek wisata yang menawarkan suasana alam pegunungan dengan karakteristik yang khas, pengunjung dibawa kedalam suasana alam yang sulit untuk ditemui saat ini, apalagi dengan rutinitas suasana kota sangat kompleks, suasana obyek wisata KPH Sukabumi sangat cocok untuk menghilangkan stress dan untuk wisata keluarga, sangat baik untuk memberikan pelajaran tentang alam dan kehidupan.
Terletak 15 Km ke arah utara kota Sukabumi di kaki gunung Gede dengan suhu berkisar 18-20oC dengan kelembaban rata-rata 17 %. Dengan area camping ground yang cukup luas, Wana Wisata Cipelang sangat cocok untuk kegiatan perkemahan untuk pelajar dan umum.
Wana Wisata Gua Buniayu
Gua Buniayu adalah gua alam yang terbentuk akibat pelarutan dan pengikisan air hutan terhadap lapisan batugamping di kawasan perbukitan yang terjadi selama ribuan tahun. Wana wisata ini terletak di Desa Kertaangsana Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi ke arah Sagaranten, dengan suhu udara berkisar 20-28oC dengan curah hujan rata-rata 3.750 mm.
Sukabumi dengan kekayaan obyek wisatanya, selalu menjadi daya tarik pengunjung. Sebenarnya masih banyak lagi obyek wisata lain yang menarik untuk dikunjungi. Wisatawan tinggal menentukan sendiri obyek wisata apa saja yang layak untuk dikunjungi.
Wisata Pantai
Sukabumi memiliki bentangan Pantai sepanjang 117 km, di antaranya Pantai Cibangban yang berjarak 17 km dari Pala-buhanratu. Pantai ini sangat indah karena memiliki ketenangan pantai bila dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang berada di Palabuhanratu, serta ditunjang oleh lingkungan panorama keindahan alam yang luar biasa. Keindahan Pantai Palabu-hanratu akan lebih menakjubkan bila disaksikan sore hari saat terbenamnya matahari, terlebih pada waktu bulan purnama. Untuk dapat menyaksikan panorama sunset ini bisa dilihat dari pantai Karang Hawu. Untuk penginapan, disepanjang pantai ini banyak tersedia penginapan yang menawarkan berbagai fasi-litas, salah-satunya adalah Inna Samudra Beach Hotel.
Surfing
Palabuhanratu memiliki banyak pantai dengan ombak yang sangat cocok untuk melakukan kegiatan selancar, antara lain Pantai Cimaja, Pantai Ombak Tujuh dan beberapa pantai lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan baik pagi maupun sore hari, karena angin yang terbaik untuk melakukan selancar biasanya mulai bertiup dari pukul sebelas pagi sampai dengan pukul empat sore. Biasanya musim yang terbaik untuk melaksakan kegiatan selancar adalah pada bulan Mei sampai Oktober.
Karang Hawu yang biasanya disebut memiliki pemandangan matahari terbenam yang indah, juga merupakan tempat selancar yang baik. Letaknya kurang lebih 2 km dari Cimaja, sedangkan di sebelah timur Cimaja terdapat Karangsari dengan ombak tidak terlalu besar merupakan tempat yang sangat cocok bagi pemula.
Arung Jeram
Sukabumi memiliki banyak sungai, di antaranya ada beberapa sungai yang sudah sangat terkenal dengan kegiatan arung jeram, seperti Sungai Citarik yang berada kurang lebih 30 Km dari Kota Sukabumi, sungai ini memiliki alur jeram terbaik dan mempunyai alur yang berliku-liku ke bawah dari gunung Halimun hingga kepesawahan dengan pemandangan hutan yang sangat indah dari kiri kanannya. Sungai lainnya yang biasa juga dipakai untuk Arung Jeram adalah sungai Cicatih dan sungai Cimandiri.
Upacara Tahunan
Upacara Tahunan para nelayan merupakan acara tradisi para nelayan di Palabuhanratu dalam rangka mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kenikmatan yang diperoleh mereka dari sumber kelautan dalam kehidupan sehari-hari. Acara ini dilaksanakan pada bulan April setiap tahunnya.
Wana Wisata Cangkuang
Wana Wisata Cangkuang merupakan obyek Wisata KPH Sukabumi yang memberikan nuansa alam yang khas di lereng Gunung Salak. Terletak dilereng Gunung Salak Desa Cidahu Kabupaten Sukabumi, dengan suasana alam yang segar dan alami sehingga memberikan suasana kesejukan dan ketenangan, sehingga sangat cocok untuk rekreasi keluarga, pelajar dan karyawan. Selain itu Wana Wisata Cangkuang juga sangat cocok untuk melaksanakan meeting perusahaan. Untuk pelajar dan pengunjung yang interest terhadap wisata petualangan pengelola telah menyiapkan camping ground dan hiking track untuk mencapai Kawah Ratu dan Air Terjun Dua Undak.
Wana Wisata Cipelang
Obyek Wisata Cipelang merupakan obyek wisata yang menawarkan suasana alam pegunungan dengan karakteristik yang khas, pengunjung dibawa kedalam suasana alam yang sulit untuk ditemui saat ini, apalagi dengan rutinitas suasana kota sangat kompleks, suasana obyek wisata KPH Sukabumi sangat cocok untuk menghilangkan stress dan untuk wisata keluarga, sangat baik untuk memberikan pelajaran tentang alam dan kehidupan.
Terletak 15 Km ke arah utara kota Sukabumi di kaki gunung Gede dengan suhu berkisar 18-20oC dengan kelembaban rata-rata 17 %. Dengan area camping ground yang cukup luas, Wana Wisata Cipelang sangat cocok untuk kegiatan perkemahan untuk pelajar dan umum.
Wana Wisata Gua Buniayu
Gua Buniayu adalah gua alam yang terbentuk akibat pelarutan dan pengikisan air hutan terhadap lapisan batugamping di kawasan perbukitan yang terjadi selama ribuan tahun. Wana wisata ini terletak di Desa Kertaangsana Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi ke arah Sagaranten, dengan suhu udara berkisar 20-28oC dengan curah hujan rata-rata 3.750 mm.
Sukabumi dengan kekayaan obyek wisatanya, selalu menjadi daya tarik pengunjung. Sebenarnya masih banyak lagi obyek wisata lain yang menarik untuk dikunjungi. Wisatawan tinggal menentukan sendiri obyek wisata apa saja yang layak untuk dikunjungi.
Selasa, 07 Desember 2010
Sejarah Kota Sukabumi
Pada tahun 1914, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang istimewa.
Sejak ditetapkannya Sukabumi menjadi Daerah Otonom pada bulan Mei 1926 maka resmi diangkat “Burgemeester” yaitu Mr. G.F. Rambonnet. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Gunung Puyuh. Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. van Unen dan Mr. W.J.Ph. van Waning.
Versi Lain menyebutkan
Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari 1815. Kota yang saat ini berluas 48,15 km2 ini asalnya terdiri dari beberapa kampung bernama Cikole dan Paroeng Seah, hingga seorang ahli bedah bernama Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga adalah seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandoeng, dimana eks rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot Bandung. Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Dan sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Kata Soekaboemi berasal dari bahasa Sunda soeka-boemen yang bermakna udara sejuk dan nyaman, dan mereka yang datang tidak ingin pindah lagi karena suka dengan kondisi alamnya. Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan VOC, Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi. Dan inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur. Saat itu, de Wilde adalah pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor. Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan, lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa. Pada 1 April 1914, Sukabumi diangkat statusnya menjadi Gemeente. Alasannya, di kota ini banyak berdiam orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan (Preanger Planters) di daerah Selatan dan harus mendapatkan kepengurusan dan pelayanan yang istimewa. Pada tanggal yang sama 354 tahun yang lalu, Belanda bangga memenangkan perang melawan Spanyol. Itulah mengapa tanggal 1 April dijadikan ulang tahun Kota Sukabumi. Kemudian 1 Mei 1926 pemerintahan kota dibentuk dan diangkat Mr. GF. Rambonet sebagai burgemeester (wali kota) pertama di Sukabumi.
Sejak ditetapkannya Sukabumi menjadi Daerah Otonom pada bulan Mei 1926 maka resmi diangkat “Burgemeester” yaitu Mr. G.F. Rambonnet. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Gunung Puyuh. Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. van Unen dan Mr. W.J.Ph. van Waning.
Versi Lain menyebutkan
Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari 1815. Kota yang saat ini berluas 48,15 km2 ini asalnya terdiri dari beberapa kampung bernama Cikole dan Paroeng Seah, hingga seorang ahli bedah bernama Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga adalah seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandoeng, dimana eks rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot Bandung. Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Dan sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Kata Soekaboemi berasal dari bahasa Sunda soeka-boemen yang bermakna udara sejuk dan nyaman, dan mereka yang datang tidak ingin pindah lagi karena suka dengan kondisi alamnya. Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan VOC, Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi. Dan inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur. Saat itu, de Wilde adalah pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor. Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan, lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa. Pada 1 April 1914, Sukabumi diangkat statusnya menjadi Gemeente. Alasannya, di kota ini banyak berdiam orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan (Preanger Planters) di daerah Selatan dan harus mendapatkan kepengurusan dan pelayanan yang istimewa. Pada tanggal yang sama 354 tahun yang lalu, Belanda bangga memenangkan perang melawan Spanyol. Itulah mengapa tanggal 1 April dijadikan ulang tahun Kota Sukabumi. Kemudian 1 Mei 1926 pemerintahan kota dibentuk dan diangkat Mr. GF. Rambonet sebagai burgemeester (wali kota) pertama di Sukabumi.
Pesona Yang Terlupakan
Makna ombak dan gelombang laut mungkin tak pernah sama di mata orang. Pemandangan pantai dan laut lepas yang bergelombang yang menghasilkan alunan suara yang khas selalu saja membuat orang yang menikmatinya terlena. Kekaguman, penasaran bahkan rasa takut berbaur menjadi satu ketika sapuan ombak laut menghampiri dan menerpa kaki serta tubuh kita.
Bagi para turis ombak justru menjadi sahabat yang selalu di tunggu kedatangannya, makin besar dan tinggi ombak makin bersemangat sang pelancar menikmatinya, entah apa yang ada di hatinya ketika ia berdiri tepat diatas gelombang lautan yang bergemuruh seakan berlomba mencapai tepian.
Panorama pantai ternyata bisa jadi obat yang mujarab bagi kita setelah sekian waktu selalu dilingkupi rutinitas yang bisa membuat kita jenuh, suntuk bahkan depresi. Wisata pantai juga bisa kita dapatkan dengan harga yang relative murah, dengan berbagai kegiatan yang bisa kita nikmati, berenang misalnya.
Salah satu pantai yang layak kita kunjungi adalah pantai Pelabuhan Ratu. Selain indah, pantai yang terletak sekitar 4 jam perjalanan darat dari Kota Hujan Bogor ini memiliki berbagai kelebihan di banding pantai lainnya di Indonesia.
Pantai pelabuhan ratu merupakan pantai yang memiliki keindahan panorama yang khas. Perpaduan antara pantai yang curam, pantai landai, karang terjal yang dilatar belakangi cagar alam hutan dan gunung serta sungai yang aliran derasnya dapat digunakan untuk arena arung jeram.
Di sekitar Pantai Pelabuhan Ratu, paling tidak ada sembilan titik lokasi main surfing. Dari Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh dan Ujung Genteng. Di bulan-bulan tertentu antara Mei- sampai Oktober lokasi-lokasi ini biasanya akan ramai dikunjungi para peselancar.
Untuk kegiatan di darat, kita bisa jalan-jalan menuju sumber air panas di Cisolok. Letaknya sekitar 17 kilometer dari kota Pelabuhan Ratu. Sumber air panas ini sangat cocok untuk membersihkan kulit dari segala macam penyakit. Maklum, airnya mengandung unsur belerang yang tinggi.
Sebagian besar para wisatawan yang berkunjung baik itu lokal maupun manca negara boleh dikatakan datang ke Pelabuhan Ratu karena latar belakang misteri dibalik keindahan panoramanya, disaat-saat tertentu banyak acara ritual yang sering digelar penduduk setempat sebagai rasa terima kasih mereka terhadap sang penguasa laut selatan.
Mitos yang menceritakan bahwa Pelabuahn Ratu adalah tempat berkuasanya Sang Ratu Pantai Selatan Nyai Roro Kidul merupakan daya tarik tersendiri bagi para penginjung. Apa lagi disekitar lokasi pantai tepatnya di Karang Hawu terdapat tempat Petilasan (persinghahan) Ratu Pantai Selatan, yang dapat dikunjungi untuk melakukan ritul tertentu ataupun hanya sekedar mampir untuk melihat-lihat.
Di komplek yang dikeramatkan oleh penduduk setempat ini, terdapat sekurangnya dua ruangan cukup besar yang didalamnya terdapat beberapa makam yang dipercaya penduduk sebagai makam Eyang Sanca Manggala, Eyang Jalah Mata Makuta dan Eyang Syeh Husni Ali. Di beberapa ruangan juga terpampang foto sang penguasa Laut Selatan Nyi Roro Kidul yang lumayan besar.
Untuk urusan penginapan, di sepanjang pantai banyak terdapat penginapan dengan harga yang berfariasi dari yang murah dengan fasilitas seadanya sampai hotel berbintang yang sudah jelas mempunyai fasilitas yang lebih memadai.
Atau anda bisa memilih Hotel Inna Samudra Beach yang juga tidak bisa di lepaskan dari banyak mitos yang berkembang di lingkungan setempat bahkan mungkin di Jawa Barat, karena Hotel berbintang empat yang dahulu sering di kunjungi Presiden RI pertama ini memiliki satu kamar unik yaitu kamar 308 yang menurut cerita pernah di singgahi Nyai Roro Kidul. Di kamar ini anda juga bisa melakukan ritual atau sekedar melihat-lihat untuk mengobati rasa penasaran.
Setelah puas berkeliling menikmati keindahan panorama Pantai Pelabuhan Ratu, anda juga bisa mengunjungi tempat pelelangan ikan dan membeli beberapa jenis mahluk laut untuk sekedar oleh-oleh yang khas dari Pelabuhan Ratu di akhir acara liburan anda. Lokasi pelelangan berbagai macam jenis penghuni laut ini tidak jauh dari terminal bus Pelabuhan Ratu. Anda tertarik ?
Bagi para turis ombak justru menjadi sahabat yang selalu di tunggu kedatangannya, makin besar dan tinggi ombak makin bersemangat sang pelancar menikmatinya, entah apa yang ada di hatinya ketika ia berdiri tepat diatas gelombang lautan yang bergemuruh seakan berlomba mencapai tepian.
Panorama pantai ternyata bisa jadi obat yang mujarab bagi kita setelah sekian waktu selalu dilingkupi rutinitas yang bisa membuat kita jenuh, suntuk bahkan depresi. Wisata pantai juga bisa kita dapatkan dengan harga yang relative murah, dengan berbagai kegiatan yang bisa kita nikmati, berenang misalnya.
Salah satu pantai yang layak kita kunjungi adalah pantai Pelabuhan Ratu. Selain indah, pantai yang terletak sekitar 4 jam perjalanan darat dari Kota Hujan Bogor ini memiliki berbagai kelebihan di banding pantai lainnya di Indonesia.
Pantai pelabuhan ratu merupakan pantai yang memiliki keindahan panorama yang khas. Perpaduan antara pantai yang curam, pantai landai, karang terjal yang dilatar belakangi cagar alam hutan dan gunung serta sungai yang aliran derasnya dapat digunakan untuk arena arung jeram.
Di sekitar Pantai Pelabuhan Ratu, paling tidak ada sembilan titik lokasi main surfing. Dari Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh dan Ujung Genteng. Di bulan-bulan tertentu antara Mei- sampai Oktober lokasi-lokasi ini biasanya akan ramai dikunjungi para peselancar.
Untuk kegiatan di darat, kita bisa jalan-jalan menuju sumber air panas di Cisolok. Letaknya sekitar 17 kilometer dari kota Pelabuhan Ratu. Sumber air panas ini sangat cocok untuk membersihkan kulit dari segala macam penyakit. Maklum, airnya mengandung unsur belerang yang tinggi.
Sebagian besar para wisatawan yang berkunjung baik itu lokal maupun manca negara boleh dikatakan datang ke Pelabuhan Ratu karena latar belakang misteri dibalik keindahan panoramanya, disaat-saat tertentu banyak acara ritual yang sering digelar penduduk setempat sebagai rasa terima kasih mereka terhadap sang penguasa laut selatan.
Mitos yang menceritakan bahwa Pelabuahn Ratu adalah tempat berkuasanya Sang Ratu Pantai Selatan Nyai Roro Kidul merupakan daya tarik tersendiri bagi para penginjung. Apa lagi disekitar lokasi pantai tepatnya di Karang Hawu terdapat tempat Petilasan (persinghahan) Ratu Pantai Selatan, yang dapat dikunjungi untuk melakukan ritul tertentu ataupun hanya sekedar mampir untuk melihat-lihat.
Di komplek yang dikeramatkan oleh penduduk setempat ini, terdapat sekurangnya dua ruangan cukup besar yang didalamnya terdapat beberapa makam yang dipercaya penduduk sebagai makam Eyang Sanca Manggala, Eyang Jalah Mata Makuta dan Eyang Syeh Husni Ali. Di beberapa ruangan juga terpampang foto sang penguasa Laut Selatan Nyi Roro Kidul yang lumayan besar.
Untuk urusan penginapan, di sepanjang pantai banyak terdapat penginapan dengan harga yang berfariasi dari yang murah dengan fasilitas seadanya sampai hotel berbintang yang sudah jelas mempunyai fasilitas yang lebih memadai.
Atau anda bisa memilih Hotel Inna Samudra Beach yang juga tidak bisa di lepaskan dari banyak mitos yang berkembang di lingkungan setempat bahkan mungkin di Jawa Barat, karena Hotel berbintang empat yang dahulu sering di kunjungi Presiden RI pertama ini memiliki satu kamar unik yaitu kamar 308 yang menurut cerita pernah di singgahi Nyai Roro Kidul. Di kamar ini anda juga bisa melakukan ritual atau sekedar melihat-lihat untuk mengobati rasa penasaran.
Setelah puas berkeliling menikmati keindahan panorama Pantai Pelabuhan Ratu, anda juga bisa mengunjungi tempat pelelangan ikan dan membeli beberapa jenis mahluk laut untuk sekedar oleh-oleh yang khas dari Pelabuhan Ratu di akhir acara liburan anda. Lokasi pelelangan berbagai macam jenis penghuni laut ini tidak jauh dari terminal bus Pelabuhan Ratu. Anda tertarik ?
Senin, 06 Desember 2010
about Sukabumi.
Sukabumi is a city and one of regencies in West Java. Sukabumi is one of the largest area in West Java, with the capital city of Pelabuhan Ratu and it has 47 sub districts.
Sukabumi was derive from Sundanese language meand Suka Bumen. According to the history, those who were visited Sukabumi was enjoy with the atmosphere. Suka is like and Bumen is living, it refers to the people who like to stay in Sukabumi.
In Dutch colonial times, Sukabumi was the site of the colonial police academy. In 1914, the Dutch East Indies government made the town of Sukabumi as Burgerlijk bestuur with the status there were lots of Dutch people settled and the European, which was the owners of the plantations, and located in south Sukabumi Regency, and they should get special handling and service.
After the enactment, Sukabumi At those times was built the Railway Station, the Great Mosque, Christian Church, Pantecostal, Catholic, Bethel; HKBP; Pasundan, power plants Ubrug; centrale (sub station) Cipoho, Gubermen Police School which was near to the traditional Islamic educational institutions Gunung Puyuh.
Sukabumi is located approximately 120 km from Jakarta, or about two and a half hour journey by car. This place is very easily accessible from Jakarta, Bogor and Bandung. Sukabumi has a diverse tourist attractions, start from marine tourism, up to the mountain.
In Marine tourism Sukabumi has Pelabuhan Ratu beach, Citepus beach, Karang Hawu beach, Cibangbang beach, Cimaja beach, Ujung Genteng beach and Minajaya beach.
In nature tourism, there is Cinumpang camping ground, Gunung Gede national park, Pondok Halimun camping ground, Goalpara plantation, Buni ayu cave, Lalay cave, Halimun or Salak mountain.
For recreational spot, they have Cimalati recreational park, Cangkuang tourism object, Garden Swan and ornamental fish farming.
For sport activities here are sports for diving, surfing, offroad, rafting and hunting. Looking from the geographical land, Sukabumi is rich and potentially to be the tourism destination that worth to be explored.
Beside its cultural heritage, Sukabumi has also have numbers of activities as potential tourisms in Art and Culture. The art and cultural activities are divided into activities originating for the ritual ceremony or entertainment. In gratitude to God for the abundant harvest, Sukabumi society who live in the mountains, are generally still carry out the harvest party like thanksgiving ceremony.
For the people who are living on the sea coast, they also have thanksgiving ceremonies party for fishing carried on as an expression of gratitude. In general, most of Sukabumi society are religious and and very concern to their customs and respect to the ancestors.
Sukabumi was derive from Sundanese language meand Suka Bumen. According to the history, those who were visited Sukabumi was enjoy with the atmosphere. Suka is like and Bumen is living, it refers to the people who like to stay in Sukabumi.
In Dutch colonial times, Sukabumi was the site of the colonial police academy. In 1914, the Dutch East Indies government made the town of Sukabumi as Burgerlijk bestuur with the status there were lots of Dutch people settled and the European, which was the owners of the plantations, and located in south Sukabumi Regency, and they should get special handling and service.
After the enactment, Sukabumi At those times was built the Railway Station, the Great Mosque, Christian Church, Pantecostal, Catholic, Bethel; HKBP; Pasundan, power plants Ubrug; centrale (sub station) Cipoho, Gubermen Police School which was near to the traditional Islamic educational institutions Gunung Puyuh.
Sukabumi is located approximately 120 km from Jakarta, or about two and a half hour journey by car. This place is very easily accessible from Jakarta, Bogor and Bandung. Sukabumi has a diverse tourist attractions, start from marine tourism, up to the mountain.
In Marine tourism Sukabumi has Pelabuhan Ratu beach, Citepus beach, Karang Hawu beach, Cibangbang beach, Cimaja beach, Ujung Genteng beach and Minajaya beach.
In nature tourism, there is Cinumpang camping ground, Gunung Gede national park, Pondok Halimun camping ground, Goalpara plantation, Buni ayu cave, Lalay cave, Halimun or Salak mountain.
For recreational spot, they have Cimalati recreational park, Cangkuang tourism object, Garden Swan and ornamental fish farming.
For sport activities here are sports for diving, surfing, offroad, rafting and hunting. Looking from the geographical land, Sukabumi is rich and potentially to be the tourism destination that worth to be explored.
Beside its cultural heritage, Sukabumi has also have numbers of activities as potential tourisms in Art and Culture. The art and cultural activities are divided into activities originating for the ritual ceremony or entertainment. In gratitude to God for the abundant harvest, Sukabumi society who live in the mountains, are generally still carry out the harvest party like thanksgiving ceremony.
For the people who are living on the sea coast, they also have thanksgiving ceremonies party for fishing carried on as an expression of gratitude. In general, most of Sukabumi society are religious and and very concern to their customs and respect to the ancestors.
Langganan:
Postingan (Atom)